Hari ini aku kesal sekali. kenapa ? karena adanya ketidak adilan disini. Aneh memang ya, apa akademiknya ga bisa bedain mana yang benar mana yang salah ? apa karena soal uang ? apa uang emang bisa nyelesaiin segalanya ???
Coba fikir lagi ! kronologis kejadiannya tuh seperti ini pak :
"Sebelum turnamen di mulai, Para PIHAK KEDUA sudah bilang ke panitianya buat ganti lawannya, tapi panitianya menolak. Dari pada ga main jadi lebih baik kami turuti saja."
"Sebelum ada turnamen ini, Para PIHAK KEDUA sudah pernah main futsal dengan PIHAK PERTAMA. Apa kesalahan PIHAK PERTAMA ? PIHAK PERTAMA main futsal bawa orang luar, sedangkan perjanjiannya pemain cuma dari teman sekelas." ( NILAILAH !!!)
SAAT TURNAMEN
1. Pada babak pertama, PIHAK PERTAMA mendapatkan kartu kuning karena sengaja menyepak salah satu dari para PIHAK KEDUA. (Silahkan tanya wasit)
2. Pada babak kedua, PIHAK PERTAMA dengan sengaja menyepak salah satu dari para PIHAK KEDUA dan mendapatkan kartu merah. (silahkan tanya wasit)
3. Kami semua senang, jujur rasanya kami sudah menang karena wasit begitu adil. diwaktu PIHAK PERTAMA disuruh keluar, dia berkata seperti ini :
"Nanti diluar kita abisin mereka"
4. Hasil dari permainannya adalah 2-3, para PIHAK KEDUA kalah. tidak ada kekesalan karena kalah diantara para PIHAK KEDUA karena kiper timnya melakukan perjuangan yang sangat bagus (saya berada disitu) cuma mereka bilang kalau kesal karena PIHAK PERTAMA kasar sekali mainnya.
5. Ketika PIHAK PERTAMA lewat didepan kami, para PIHAK KEDUA ngobrol sama PIHAK PERTAMA;
"Masih sehat ? Masih sehat ? otaknya masih sehatkan ?" PIHAK PERTAMA menjawab;
"iya masih, masih kok" kemudian
"Kalau masih sehat, lain kali kalau main jangan gitu lagi"
6. PIHAK PERTAMA yang sedang minum langsung lempar minumannya ke lantai dan menyepak salah satu dari para PIHAK KEDUA sampai - sampai PIHAK PERTAMA itu sendiri jatuh terguling.
7. dan karena PIHAK PERTAMA masih mau melawan nampaknya dan terjadilah penganiayaan ringan. karena sebenarnya bukan terlalu banyak yang mengeroyok atau memukul, tetapi terlalu banyak yang melerai. (saya yang lihat, kejadiannya di depan saya)
8. Dan disaat itu PIHAK PERTAMA juga melawan, para PIHAK KEDUA ada yang benjol di tulang baji sebelah kirinya. (saya yang raba)
9. Kemudian seorang akademik nanya dengan nada tinggi dan kesal
"Siapa yang mukul duluan ? woi sapa yang mukul duluan ? jawab woi siapa yang mukul duluan ?"
10. Para PIHAK KEDUA tidak bisa menjawab disaat itu karena :
- Masih shock, merasa berdosa atas apa yang sudah dilakukan, karena selama ini belum pernah kasar (memukul) seseorang.
- Malas bersangkutan sama akademik, karena rasanya para PIHAK KEDUA bisa menyelesaikan ini sendiri.
11. kemudian datanglah salah satu orang (Laki - Laki) dari PIHAK PERTAMA yang memakai kaos putih tangan panjang (saya tidak kenal, mungkin teman sekelasnya) ngomong marah - marah, bentak - bentak dan mengumpat. Seorang akademik pun ngomong marah - marah dan mengumpat :) (inilah etika yang sebenarnya kita punya)
12. Saya tenangin tim para PIHAK KEDUA, saya yang menyuruh jangan ngomong apa - apa dulu. karena nanti kalau ngomong dan PIHAK PERTAMA jadi biang masalahnya bisa - bisa PIHAK PERTAMA balas dendam di luar dari aktifitas kampus, saya yang menyuruh para PIHAK KEDUA untuk tidak ngomong apa - apa dulu. (tentu saja dengan tidak emosi dan mengumpat^^)
13. Kemudian para PIHAK KEDUA dipanggil oleh akademik untuk berdamai (saya keluar GOR duluan untuk melihat keadaan PIHAK PERTAMA) ntah bagaimana PIHAK PERTAMA bisa lepas dan sambil memegangi helm berlari memukul kepala salah satu dari para PIHAK KEDUA. semua orang di GOR pasti melihat kejadian ini semua, saya perhatikan ketika di pukul pakai helm itu para PIHAK KEDUA tidak melakukan perlawanan apa - apa. Senior kampuslah yang menarik kasar PIHAK PERTAMA ke sudut untuk menenangkan tapi tetap saja sambil mengumpat.
14. Saya sudah tidak tahan lagi, terlebih lagi teman dari PIHAK PERTAMA bertambah 1 orang lagi yang mencari - cari panas suasana (bukan teman 1 tim futsalnya, teman futsalnya sepertinya tidak mau membela / ikut campur) disini saya yang ngomong ke bapak tua itu (temannya PIHAK PERTAMA). Saya bilang "Pergilah ajak PIHAK PERTAMA berobat, berapa biayanya minta kwitansinya kami yang tanggung ya" PIHAK PERTAMA pergi memakai mobil, dia pergi sama Laki - laki dan Perempuan tapi kelihatannya bukan teman kampus / orang tuanya.
15. Setelah sampai di luar GOR lagi, kwitansinya di kasih ke para PIHAK KEDUA dan bapak tua itu bilang bayar setengahnya saja. OKE^^ biayanya Rp. 127.000,- dan dikasih Rp. 70.000,-
16. Ntah bagaimana ceritanya bapak tua itu balik lagi dan bilang kalau PIHAK PERTAMA tidak mau menerima setengah, PIHAK PERTAMA minta full pembayaran, OKE^^ saya yang suruh bayar full Rp. 130.000,-
17. Setelah beberapa saat orang tua itu balik lagi dan bilang PIHAK PERTAMA tidak mau menerima dia minta Rp. 500.000,- (mulai pemerasan) saya tidak tahan rasanya dan langsung nemuin PIHAK PERTAMA dan bertanya Kenapa harus Rp. 500.000,- bang ? uangnya untuk apa ? kan biaya obatnya ini udah di tanggung full ? jika kepalanya nanti sakit, bisa menghubungi saya berobat bersama-sama :) (bukan dengan emosi dan mengumpat) lalu PIHAK PERTAMA mengancam jika tadak mau memberi uang Rp. 500.000,- maka akan diadukan ke POLSEK.
18. Saya memberi pengertian bahwa, jika dibawa ke polsek maka akan membuat semua makin kacau, membuat ribut dan merepotkan orang banyak kecuali kalau para PIHAK KEDUA tidak memiliki itikad baik untuk bertanggung jawab. saya tahu situasinya dia itu sebagai korban dari pengeroyokan, tapi bisakah kita membuka mata kenapa PIHAK PERTAMA bisa dikeroyok oleh 5 orang ? tanpa ada dimulai sesuatu ? (lih. Kasus Perkelahian Tanding) saya sudah kasih jalan, saya ajak PIHAK PERTAMA untuk visum jika ada apa - apa dengan kepalanya dikarenakan penganiayaan tadi maka KAMI SEMUA akan bertanggung jawab penuh tapi PIHAK PERTAMA MENOLAK dan tetap meminta uang.
19. Karena sepenuhnya memang berat memberikan uang 500 ribu rupiah, saya negosiasi lagi akan memberikan dia uang tetapi dengan syarat tidak memperpanjang masalah ke Akademik atau Aparat. (saat itu saya malas memperpanjang) PIHAK PERTAMA setuju, asal jangan 20 ribu rupiah. hahaha saya hampir tertawa di waktu itu. kenapa ada karakter orang seperti ini :D anak siapa sih ? kwkwkwkw lanjut kasusnya semua sudah salaman dan banyak saksi yang tahu bahwa perjanjian sudah deal. deal hari senin kasih uangnya dan deal tidak membawa - bawa akademik ataupun aparat.
20. Malamnya, para PIHAK KEDUA mengabarkan ke saya bahwa PIHAK PERTAMA ingin bertemu disalah satu tempat futsal di Jl. Garuda Sakti-Panam, saya yang melarang untuk bertemu, jawab telfon, balas sms KECUALI isi pesannya tentang kepalanya sakit lagi dan harus dirawat.
21. saya posting capture isi sms dari PIHAK PERTAMA KLIK DISINI (lih. Kasus Pengancaman, Pemerasan) PIHAK PERTAMA meminta uang yang awalnya bukan 20 ribu rupiah menjadi 500 ribu rupiah kemudian menjadi 700 ribu rupiah kemudian dia minta lagi lebih dari 700 ribu rupiah (lih. kasus pemerasan)
22. Saya tetap memerintahkan jangan ditanggapi dulu kecuali kabarnya PIHAK PERTAMA sakit. karena perjanjian hari senin maka hari seninlah berhubungan lagi.
23. Saya sebenarnya sudah menyiapkan uang sebanyak 700 ribu rupiah, dan juga surat kesepakatan yang sudah saya buat untuk PIHAK PERTAMA dan para PIHAK KEDUA bisa lihat DISINI
Setelah hari minggu berlalu, masuk hari senin pagi
24. Saya dengar kabar dari kampus bahwa Orang tua dari PIHAK PERTAMA tidak terima anaknya di aniaya ringan, jadi orang tuanya sudah bawa anaknya berobat dikenakan biaya sebanyak Rp. 400.000,- (Tapi saya tidak tau dan tidak lihat kwitansinya) saya juga dengar-dengar bahwa cerita kronologis keroyoknya tidak seperti apa fakta yang terjadi. dan kasus PIHAK PERTAMA memukul salah satu dari para PIHAK KEDUA seakan - akan hilang. bukannya seharusnya
"Lupakan pengeroyokan, lihat masalah awal yang ditimbulkan sebelum pengeroyokan ?"
mustahilkan ada asap tanpa ada api ?
mustahilkan 5 orang bisa marah sama 1 orang ?
mustahilkan gara-gara 1 orang, 5 orang masuk penjara ?
mustahilkan sudah ditanggung jawab sampai sepenuhnya masih di tuntut diminta uang ?
mustahilkan tidak ada yang bisa berfikir dimana letak keadilan ?
dan mustahil PIHAK PERTAMA dibela oleh dosen yang terhormat tadi malam ?
where is a police ? wiuwiuwiuwiuwiu *sirine police is coming* :D LOL
25. jam setengah 5 saya mengajak PIHAK KEDUA yg di pukul pakai helm visum ke RSUD Hang Tuah. maksud saya, jika nanti ada penuntutan dari kampus / Aparat saya juga bisa mengangkat kasus Perkelahian tanding, Pemerasan, Pengancaman, Kekerasan ini ke Polres. karena Polres lebih tinggi daripada Polsek. tapi tidak mungkin juga saya laporkan ke Polda hihi yang ada polda malah "ngeh" ngadapin soal kecil ginian. alhasil tiba di RSUD ketika mau daftar visum dokter tidak mau memberi tanpa ada surat pengantar dari kepolisian, karena jika di visum begitu saja nanti dikira RSUDnya mengada-ngada. saya tidak menyesal walau tidak bisa di visum karena, ini satu ilmu tambahan juga buat saya bahwa seseorang yang mengatakan "sudah divisum" berarti sudah melaporkan diri ke Polisi. (ingat perjanjian awal untuk tidak lapor polisi)
26. Sampe kejebak hujan, tidak bisa pulang tapi karena nanti malam mau sidang maka hujan - hujan kami tempuh untuk pulang.
Setibanya di kampus kira - kira jam !9. 30-an, saya terlambat, oh tidak para PIHAK KEDUA sudah ada di ruang sidang, termasuk PIHAK PERTAMA dan teman - temannya. ada 1 yang saya tidak kenal sepertinya orang luar. Dan disitu saya melihat sang Dosen yang terhormat sedang melakukan kebijakSANAannya :D hihi
27. Sebenarnya saya naik mau masuk ke kelas, tapi karena salah satu akademik nyetop saya dan nyuruh saya masuk ke ruang sidang jadinya saya langsung masuk, pas saya buka pintu semuanya melihat ke arah saya termasuk dosen yang terhormat tersebut menatap tajam ke saya (oh no, dosen itu. sudahlah biar Tuhan saja yang membalas) kemudian saya diusir keluar dari ruang sidang oleh seseorang, dia bukan orang akademik, bukan mahasiswa di kampus saya dan juga bukan dosen :D lalu siapa dia ?? Idris Waluyo ummm u know what i meanlah^^
28. Saya keluar, dan setelah beberapa saat (saya tidak tau apa yang terjadi didalam) PIHAK KEDUA sedang berunding dengan saya kemudian dosen yang terhormat memanggil PIHAK KEDUA tersebut dan melarang untuk tidak berunding dengan saya. (saya kesalnya bukan main tapi harus sabar to^^)
29. Saya langsung naik saja ke kelas karena Idris bilang bahwa kesaksian saya tidak dibutuhkan. didalam kelas saya mencoba menenangkan lagi mengingat betapa bodohnya saya, betapa bodohnya perjuangan saya bila akhirnya damai dengan tidak adil seperti ini.
30. Jalan damai dengan uang 700 ribu rupiah dan diserahkan ke dosen yang terhormat tersebut kemudian saya tidak peduli apa - apa lagi saya cuma membantu memberi uang 300 ribu rupiah adil tak adil saya memaksa semuanya untuk memberi uang sampai genap 700 ribu. mereka membuat janji senin depan atau maksudnya gini minta waktu untuk mengumpulkan uang selama 1 minggu. tapi, dosen tersebut tidak tau apa - apa yang akan terjadi nanti menjelang 1 minggu kemudian makanya saya bersikeras tuntaskan hari ini, pakailah duit dari siapa-siapa saja dulu, nanti di ganti pas sudah ada uang.
31. banyak sebenarnya hal ganjil yang saya rasakan malam itu, kenapa tidak ada yang membela orang yang benar ? lupakan sejenak soal pengeroyokan, lalu bagaimana pertanggung jawaban PIHAK PERTAMA soal dia memukul pakai helm ?? yang lihat banyak. PIHAK yang dipukul tersebut keberatan. ummm.... berfikir logis saja, biar Tuhan yang bekerja.
32. lalu bagaimana kelanjutannya ? taukah bapak dosen yang terhormat ? bahwa setelah perundingan damai itu PIHAK PERTAMA datang ke kelas kami ? dia meminta bertemu di suatu tempat, untuk apa ? bisakah logika bapak berbicara ? kwkwkkw saya rasa tidak. saya tekankan kepada para PIHAK KEDUA untuk TIDAK bertemu dengan PIHAK PERTAMA dimanapun dan kapanpun. karena orang yang karakternya seperti ini saya rasa tidak perlu dilayani, dikawani, dimusuhi, ditemani, didekati. lebih baik menjaga jarak karena, orang yang karakternya suka bermain hukum tapi sama sekali tidak tau arti hukum. tidak konsisten dengan perjanjian dan tidak bisa diajak damai.
33. Fixed.
~PERKELAHIAN TANDING : BAB IV Pasal 182
~PEMERASAN dan PENGANCAMAN : BAB XXIII
~PENGANIAYAAN/PEMUKULAN
~PERJANJIAN YANG TIDAK DITEPATI
~PENCEMARAN NAMA BAIK
~PERKELAHIAN TANDING : BAB IV Pasal 182
~PEMERASAN dan PENGANCAMAN : BAB XXIII
~PENGANIAYAAN/PEMUKULAN
~PERJANJIAN YANG TIDAK DITEPATI
~PENCEMARAN NAMA BAIK
Lalu apa ? kenapa kesaksian saya tidak dibutuhkan ? apa karena saya cuma perempuan ? atau karena tau kalau saya sudah berbicara nanti semua Prinsip damai yang bapak buat tidak berlaku ? atau malah menambah masalah untuk bapak ? tahukah bapak, sebelum akademik tahu PIHAK PERTAMA sudah membuat janji untuk tidak membesarkan masalah ini ? tahukah jika telah membuat janji itu berarti sudah mengikatkan diri ke hukum ? bisa lihat DISINI ^^?
Kemudian ? iya ! surat kesepakatn yang sudah saya buat juga tidak berlaku, tidak ada artinya. karena apa ? karena oknum yang tidak tahu apa - apa ikut - ikutan, siapa itu ? orang tua dari pihak pertama ? umm boleh... karena PIHAK PERTAMA tidak bercerita seperti apa yang sebenarnya terjadi kepada orang tuanya, termasuk apakah itu ? Klik PENCEMARAN NAMA BAIK
Terus ? kami bertanggung jawab loh sama cidera yang para PIHAK KEDUA buat. Bukti ? adaa.. ini kwitansinya para PIHAK KEDUA yang bayar. ini sudah saya scan^^
jadi ? uang yang 700 ribunya untuk apa loh sama PIHAK PERTAMA ? bukannya kami juga bertanggung jawab ? bukannya semua kami yang nanggung misalkan kalo kepalanya sakit lagi ? kalo saja kepalanya itu bisa saya foto dan saya posting disini pastilah yang melihat bisa berfikir kalau 700 ribu tidak sebanding dengan apa yang diderita. ummm tapi itulah karakter manusia. pertanggungjawaban PIHAK TERHADAP pemukulan pakai helm apa ? tidak ada ! apa PIHAK KEDUA tidak menuntut ? pasti menuntut ! tapi apa yang terlihat ? semuanya hilang. lalu apa ? yang terlihat cuma PIHAK PERTAMA dikeroyok oleh para PIHAK KEDUA.
Terimakasih untuk bantuannya untuk mendamaikan secara tidak fair ini, semoga saja setelah PIHAK PERTAMA mendapatkan uang 700 ribu rupiah dia selamat dunia akhirat, kita semua memiliki Tuhan. kami tak bisa mengadu kemana-mana selain sama Tuhan. Tuhan kami lebih kuat daripada buser atau polisi yang mereka andalkan^^ Tuhan maha melihat, Tuhan maha adil, Tuhan maha mengetahui^^ semoga berkah, semoga tidak ada lagi teror - meneror karena uangnya sudah PIHAK PERTAMA terima, meski tidak ada perjanjian diatas materai mohon kerendahan hatinya untuk tidak mengusik para PIHAK KEDUA maupun teman - teman yang terkait.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar