Kamis, 30 Oktober 2014

Beasiswa di STIE Riau (?) "menuai air mata"

Tahukah kenapa Pemerintah mengeluarkan berbagai macam beasiswa ? menurut UUD tahun 1945 hasil amandemen pada pasal 30 ayat 1 berbunyi :
"Setiap warga negara berhak mendapatkan pendidikan"
Pemerintah sangat serius mewujudkan ayat tersebut, ini terbukti dari adanya BOS, Bantuan Siswa Miskin, Bidikmisi, dan lain - lainnya.
Tahukah anda siapa yang berhak mendapatkan beasiswa ?
Tahukah anda mengapa beasiswa diberikan kepada mereka ?
ya, tentu saja yang layak menerima beasiswa itu yakni orang yang tergolong kurang mampu tetapi memiliki keinginan yang kuat. Beasiswa diberikan untuk memutuskan mata rantai kemiskinan. Mengapa pendidikan begitu penting ? karena dari pendidikanlah pola pikir yang baik itu diciptakan.
Namun, Mengapa masih ada orang yang berpendidikan tinggi tetapi pola pikirnya masih terlihat buruk ? itulah orang yang sombong, seseorang yang memiliki sedikit ilmu tetapi diberi pangkat yang besar. nah dari situlah pola pikir yang kurang baik itu tercipta. Oleh karena itu, Pemerintah memberikan beasiswa kepada orang yang kurang mampu untuk tetap melanjutkan pendidikan dengan sebaik - baiknya agar tidak ada lagi diatas bumi Indonesia ini orang - orang yang pola pikirnya tidak baik.

Saya jadi teringat, ada seorang dosen yang tiba-tiba ngomong kemahasiswinya seperti ini :
"Saya ini bisa lho membatalkan tabungan kamu di Bank M*ndiri tersebut, saya juga bisa tidak mengeluarkan beasiswa kamu, dan saya juga bisa men-DO kamu dari kampus ini !!!"
Mahasiswi yang diajak ngomong tersebut langsung tercengang dan menangis. Mengapa mahasiswi tersebut menangis ? karena ia tak tahu salahnya apa, karena ia tak mengerti mengapa dosen tersebut melontarkan ucapan seperti itu, karena ia tak tahu mengapa seorang dosen yang terhormat bisa mengancam seperti itu tanpa ia tahu salahnya apa. Siapa dosen terhormat tersebut ? dialah dosen yang mengajar kita semua, yang mencerdaskan kita semua, itu visi dan misi dari dosen zaman dahulu, lalu sekarang ? misi dosen tersebut tak lebih dari sekerdar materi. Saya pernah membaca potingan di facebook oleh salah satu mahasiswinya yang mengumpat dosen yang saya maksud ini. Sebenarnya saya tidak hanya ingin menulis disini saja, saya ingin bertanya langsung kepada dosen tersebut tetapi tahukah anda zaman sekarang ini tidak banyak orang-orang yang bisa diajak bicara dengan kepala dingin, selalu ada ancam-mengancam atau tekanan dari belakang.

Bapak dosen yang terhormat,
tahukah bapak siapa mahasiswi yang bapak ancam itu ?
tahukah bapak bahwa mahasiswi itu menangis ?
tahukah bapak bahwa mahasiswi itu masih memiliki orang tua walaupun hanya seorang ibu ?
tahukah bapak alasannya mengapa mahasiswi itu berharap dapat beasiswa ?
tahukah bapak keadaan ekonomi saat sekarang ini sangat sulit ?
tahukah bapak jika dia mampu pasti dia tidak akan repot - repot kesana-sini meminta bantuan dan berdoa agar dapat beasiswa ?

Bapak telah membuat si yatim itu menangis, tahukah bapak bahwa anak yatim adalah ketentuan dari Allah SWT, dimana jika anak yatim menangis maka berguncanglah Arasy Allah SWT (sumber : Anak yatim ketentuan Allah ). Dia berharap mendapatkan beasiswa tetapi bapak mengancamnya seperti itu tanpa ia tau salahnya apa. dia sungguh - sungguh tidak tau salahnya dimana. logika saya, adakah keluarga bapak yang mau bapak masukkan ke kuota beasiswa ? karena kuota penuh lalu bapak berkata seperti itu agar ia mundur ? atau karena bapak memang tidak suka kepadanya ? tapi mengapa ? jika dia memiliki karakter yang buruk, bukankah tugas bapak sebagai dosenlah yang membentuk karakter baik kepada mahasiswa/inya ? jika mahasiswa/i salah, dosenlah yang menegur dan membimbing^^ bukan mengumpat atau mengancam atau melontarkan kata-kata yang bisa merusak mental mahasiswa/inya. Apa bapak seorang komisaris Bank M*ndiri bisa membatalkan tabungan nasabah ? *mikir keras*
Mahasaswa/i berani posting seperti ini dikarenakan ada sesuatu alasan yang kuat. Mustahilkan seorang mahasiswa/i yang butuh peran dosen berani/nekad mengumpat tanpa sebab.


Mulai sekarang, marilah sama-sama berubah. lebih mendewasakan diri dan lebih introspeksi diri. seperti kata om dedy :
"sebelum kita membenar-benarkan sesuatu, ngaca dulu deh"

Tidak ada komentar:

Posting Komentar